Jumat, 10 April 2015

PERBANDINGAN PENDAPATAN PER KAPITA INDONESIA DENGAN MALAYSIA, MANA YANG LEBIH MAKMUR ?


http://www.freemalaysiatoday.com/wp-content/uploads/2013/09/malaysia-indonesia.jpg

 

 Sepanjang 2013 PDB per kapita orang Indonesia sebesar  US$ 3.499 sedangkan pada tahun 2012 mencapai US$ 3.583,2 pada tahun 2011 US$ 3.525,2. Di sisi lain Produk Nasional Bruto ( PNB ) atas harga dasar berlaku pada 2013 sebesar US$ 3.391,6 atau RP 35,4 juta. Angka ini naik 8,72 % dibandingkan realisasi 2012 yang sebesar Rp 32,5 juta
Melusuri negara tetangga yaitu Malaysia yang telah lama jadi pesaing berat negara kita, menurut database perhitungan GNP , Malaysia terhadap Indonesia jauh berbanding, jika kita mengacu pada US$, Indonesia hanya mampu meraih pendapatan per kapita dalam tahun 2013 sebesar US$ 4.380, hal ini jauh jika kita ,elihat GNP Malaysia yaitu sebesar US$ 14.603
Analisis
Jika kita lihat, Indonesia terhadap Malaysia jelas berbeda jauh, jika dilihat dari kesejahteraan masyarakat, jelas Malaysia lebih makmur karena pendapatan Malaysia lebih besar besar dengan jumlah populasi yang lebih kecil dibandingkan dengan negara Indonesia yang populasi nya jauh lebih besar dari Malaysia.
Sangat wajar negara Malaysia makmur karena mereka mampu menaikan nilai mata uang terhadap pengaruh inflasi dan deflasi, sedangkan Indonesia belum mampu mencapai nilai instrinstik uang seperti Malaysia,  jadi wajar – wajar saja populasi Indonesia dalam keadaan makmur, dengan nilai ringgit yang tinggi masyarakat Malaysia umumnya bisa mengkonsumsi komoditas Indonesia dengan harga yang murah karena nilai intrinstik tersebut. Itu dikarena kan  jika Indonesia menaikan nilai intristik, mengasumsikan nilai mata uang Indonesia di naikan sebanding dengan negara Malaysia, ya tentu saat itu juga Indonesia akan kehilangan surplus pendapatan, karena Indonesia belum mempunyai teknologi sebanding Malaysia, artinya komoditas dengan level rendah jika dinaikan harganya maka penawaran akan menurun drasti, mereka para konsumen berfikir untuk komoditas yang kualitasnya juga belum tentu baik juga bagus dengan harga yang tinggi.
Indonesian bisa saja makmur seperti Malaysia jika, ketimpangan produksi Indonesia dicampurkan  dengan cara memodernisasi sektor yang ada, agar kedepannya kualitas yang diutamakan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar